Bertempat di halaman kampus Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri (22/3/2020), mahasiswa Fakultas Syari’ah prodi Hukum Ekonomi Syariah mengadakan bazar entrepreneur. Dengan mengambil tema “Entrepreneur: The Native Indonesian Food”, kegiatan ini dijadikan sebagai praktik langsung kewirausahaan dan pemberian pengalaman berwirausaha bagi mahasiswa. Kegiatan yang dimulai dari siang sampai sore hari ini didampingi langsung Kaprodi HES, Bapak Miftakhul Huda, M.Sy. Saat dimintai tanggapan, beliau mengatakan sangat bersyukur terwujudnya kegiatan ini dan berharap nantinya ada kolaborasi dengan prodi-prodi lain baik dari fakultas Tarbiyah ataupun Ushuluddin agar lebih banyak lagi mahasiswa yang mengenal usaha-usaha kecil potensial sekaligus UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang banyak digalakkan pemerintah saat ini.
“Dana yang didapatkan untuk praktek tersebut yaitu dari iuran mahasiswa HES sendiri untuk latihan berwirausaha. Dari modal yang sekian nantinya akan dianalisis apakah bisa BEP atau tidak? Produk-produk yang dijual pun merupakan produk-produk tradisional. Target yang dicapai adalah sold-out, jika tidak maka akan kembali pada visi awal yaitu kegiatan praktek entrepreneur adalah untuk melatih mahasiswa dalam berwirausaha.” ungkap Bapak Miftakhul Huda, M.Sy.
Beliau juga menambahkan “Dalam entrepreneur, laba sekecil apapun tidak menjadi masalah. Karena, dari laba yang sedikit itu nantinya bisa dianalisis apa yang menyebabkan dagangan itu kurang laku? entrepreneur itu sejatinya tidak untuk meraih profit tetapi untuk melatih diri mahasiswa dalam berwirausaha dan dalam pelayanannya juga standarnya harus memenuhi unsur 3S (Senyum, Salam, Sapa) karena itu merupakan bagian dari bentuk pemasaran. Jika unsur itu tidak terpenuhi manajemen bisa mengevaluasi, pun pelanggan akan lari. Sebab power of gethok tular lebih kuat dari pada pemasaran secara konvensional”.

Sementara itu, Faiz Khoirunnas salah satu mahasiswa penyelenggara bazar menyebutkan bahwa bazar ini bermula dari mata kuliah entrepreneur. Menurutnya kendala yang ada dalam praktek yaitu kurangnya komunikasi antara konsumen dan penjual. Meskipun demikian, dirinya mengakui bahwa, banyak manfaat yang diperoleh yaitu: melatih kinerja menjadi seorang pebisnis, kecakapan dalam merayu konsumen dan meningkatkan strategi dalam berbisnis.
Beberapa masukan dari para pembeli bazar yaitu komunikasi yang kurang masif bagi konsumen atau mahasiswa lain terkait bazar ini. Salah seorang mahasiswa mengatakan ”Denger-denger kemaren, nggak boleh beli langsung, harus pesen beli kupon dulu, jadinya nggak kesini!, eh.. ternyata boleh. Tapi makanannya udah pada abis.” Namun demikian, dia dan teman-temannya sangat mengapresiasi keberhasilan kegiatan ini karena banyaknya produk yang habis terjual dan berharap lebih banyak lagi produk yang dijual.
(Penulis: Misya Anindya & Adeliya Agil Pratiwi)
