Ahad, 13 Oktober 2019 Institut Agama Islam Faqih Asy’ari (IAIFA) Kediri menyelenggarakan The First Faqih Asy’ari Islamic Institute International Conference (FAI3C). Sebagai keynote speaker yaitu As-Syaikh Dr. Samir bin Abdurrahman al-Khouli al-Rifa’i dari Global University Lebanon dan Dr. Asy’ari dari IAIFA Kediri.
Seminar Internasional yang pertama kali diadakan di kampus sumbersari tersebut dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan mengusung tema “Moderasi Islam Aswaja Untuk Perdamaian Dunia”.
Bertempat di auditorium kampus IAIFA, konferensi tingkat internasional ini dihadiri oleh dosen dan praktisi dari berbagai daerah (Jember, Surabaya, Madiun, Jombang dan lain sebagainya). Selain itu, ratusan mahasiswa dari dalam dan luar kampus juga turut berpartisipasi. Kegiatan yang rencananya diadakan setiap tahun ini juga dihadiri para anggota IMMAPSI wilayah III Jawa Timur.
Menurut panitia acara sekaligus Dekan Fakultas Ushuluddin, Komaru Zaman M.Ag, tujuan diadakannya seminar tersebut adalah untuk menyebarkan ajaran Islam yang moderat serta membentengi diri dari paham radikalisme yang telah merambah perguruan tinggi.
Dalam kegiatan tersebut, Dr. Samir bin Abdurrahman al-Khouli al-Rifa’i menyampaikan bahwa “Islam tidak mengajarkan ‘Terorisme’. Islam adalah perdamaian, Indonesia adalah amanah dan karunia Allah yang harus dijaga bersama dan jangan disia-siakan.” Tutur beliau.
Selain pemaparan yang disampaikan oleh Dr. Samir bin Abdurrahman al-Khouli al-Rifa’i, beberapa narasumber juga menyampaikan beberapa materi terkait dengan radikalisme. Penyampaian materi pertama tentang “Deradikalisasi dalam Aswaja NU Berbasis Pesantren” oleh Doni Saputra, M. Pd. Menurutnya “Sering pondok pesantren menjadi kambing hitam tuduhan sarang terorisme. Akan tetapi, mereka seperti bumi yang semakin sering diinjak; semakin suburlah dia.” Ujarnya.
Narasumber lainnya, yaitu Dr. Asyhari, MA. menyampaikan materi tentang Intervensi Kurikulum Radikal dalam Pendidikan. Menurutnya, saat ini jika ditelaah dengan cermat, banyak sekali muatan kurikulum dan materi pelajaran yang mengarahkan siswa pada paham radikal. Semua orang harus waspada, khususnya yang terjun dalam dunia pendidikan. Sebisa mungkin, menelaah materi yang akan diberikan dan memasukkan nilai-nilai Islam moderat dalam pembelajaran agama Islam.
Tema-tema moderasi Islam yang disampaikan narasumber lain disampaikan dalam paralel session. Hasil dari The First FAI3C beserta artikel lengkap semua materi, selanjutnya dituangkan dalam prosiding online seminar internasional dan dapat diakses di laman https://proceeding.iaifa.ac.id/index.php/FAI3C. Dengan diterbitkannya prosiding ini, diharapkan ide-ide moderasi Islam dapat digaungkan tidak hanya di dalam negeri tapi juga ke seluruh penjuru dunia.
Setelah selesainya Seminar Internasional yang berlangsung dengan sukses ini, diharapkan seluruh peserta yang hadir dapat mengambil manfaat dan memperkuat perannya dalam menyebarkan Islam moderat yang rahmatan lil ‘alamin.
Penulis: Misya Anindya