Pada hari Minggu tanggal 27 Desember 2020, Institut Agama Islam Faqih Asy’ari mengadakan pembekalan praktek pengalaman lapangan kependidikan (PPLK) untuk fakultas Tarbiyah, yang berbasis classroom, action research dan kualitatif eksploratif.
Praktek pengalaman lapangan kependidikan (PPLK) merupakan kegiatan lanjut dari pelaksanaan micro teaching yang bersifat intrakulikuler, kegiatan tersebut wajib dilaksanakan oleh mahasiswa fakultas Tarbiyah semester VII karena sebagai ajang untuk membentuk dan membina kompetensi-kompetensi professional yang diisyaratkan oleh pekerja guru dan tenaga kependidikan, meliputi latihan mengajar di kelas (real classroom teaching) dan latihan mengenal pengelolaan sekolah/madrasah secara terbimbing dan terpadu.
Acara Pembekalan PPLK ini diawali dari sambutan Rektor IAI Faqih Asy’ari bapak Suwarno, M.Si. dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Kaprodi fakultas Tarbiyah, Dekan fakultas Tarbiyah, bapak Miksan Ansori, M.Pd selaku pemateri pembekalan PPLK, bapak Fadhil Akbar, M.Pd yang bertugas menyampaikan tata tertib PPLK, dan bapak Rohmad Muzzaki, M.Pd sebagai penutup acara pembekalan PPLK dengan diisi Do’a.

Legalitas/Pengukuhan fakultas Tarbiyah ditandai dengan Penyerahan dan Pemakaian Jas Almamater IAI Faqih Asy’ari yang diberikan secara simbolis oleh Kaprodi MPI, PAI dan PGMI kepada perwakilan mahasiswa fakultas Tarbiyah yaitu diwakili oleh saudara Imam Tobroni, Aji Wahyudin dan Muhammad Asrori.

Bapak Suwarno, M.Si selaku Rektor Institud Agama Islam Faqih Asy’ari dalam sambutanya mengungkapkan bahwa, kegiatan ini merupakan kegiatan perdana, sekaligus dari peserta PPLK tahun ajaran 2020/2021 adalah tahun ajaran pertama dan lulusan angkatan pertama fakultas tarbiyah di Institut Agama Islam Faqih Asy’ari, sebagaimana anak pertama yang pada umumnya lebih kepayahan karena ikut membesarkan adik-adiknya dan harus menjadi kebanggaan bagi adik-adiknya.
Beliau juga berpesan agar untuk selalu menjaga akhlaqul karimah, menjaga almamater, bisa memberikan suatu keteladanan, juga jaga etika dalam bermedsos. Beliau juga menganjurkan untuk memegang prinsip bahwa “Hakikatnya tidak ada murid yang tidak bisa diajar, yang ada hanyalah seorang guru yang belum menemukan suatu metode yang diterima oleh murid.
Penulis : Achmad Jazuli


